Kecanduan
Terhadap Teknologi
(Ilham Adi Panuntun 17306144002 Fisika)
Thecnology is a
rational discipline design to assure the mastery of man over physical nature,
through the application scientifically determinade laws (teknologi
adalah suatu disiplin rasional yang didesain untuk memastikan penguasaan
manusia terhadap sifat fisik alam, melalui aplikasi hukum-hukum yang ditentukan
secara ilmiah) (Simon, 1983:173).
Adam
alter dalam bukunya berjudul “Irresistible:
The Rise of Addictive Technology and the Business of Keeping Hooked”
mengatakan teknologi melahirkan “tech
zombie epidemic” yang disebabkan oleh kecanduan teknologi yang tak
berkesudahan. Menurutnya, ada sensasi semacam “berapa banyak ‘likes’
yang saya dapatkan ketika membuka Facebook atau Instagram. Juga
pertanyaan “apakah rekan saya telah membaca dan membalas” ketika membuka
WhatsApp atau Line. Sensasi inilah yang menjadi salh satu penyebab generasi sekarang
membuka Smartphone seratusan kali
dalam sehari.
Ada 4 teknik persuasif yang digunakan antara lain:
1.
Scarcity
Teknik ini, pembuat teknologi ingin membuat
teknologi mereka seolah-olah “langka.” Contoh yang paling mudah ialah Stories
yang tertanam di Facebook, Instagram, dan WhatsApp. Stories merupakan
teknologi yang memungkinkan pengguna pada ketiga platform membagi status mereka
dengan batasan waktu, umumnya selama 24 jam, dan lantas status menghilang
ketika batasan waktu tercapai. Seolah-olah, si pencipta teknologi ingin bilang:
“ayo buruan, keburu hilang statusnya”.
Selain Stories, teknik flash
sale pun bisa digunakan misalnya dalam melahirkan edisi khusus atau edisi
spesial, dengan membuat produk dengan jumlah terbatas dan diniatkan agar
konsumen buru-buru membeli.
2.
Social proof
Teknik
ini, pembuat teknologi ingin menggiring pengguna lainnya untuk terlibat aktif dalam
menggunakan teknologi dengan memberikan data statistik. Misalnya pada
Twitter, platform microblogging, merupakan tempat
terbaik melihat bagaimana teknik ini bekerja. Saat seseorang mengunggah status,
Twitter memberikan statistik terkait status tersebut, seperti: jumlah likes,
jumlah retweet, dan jumlah komentar.
3.
Personalization
teknik yang membuat teknologi yang lahir
dirancang sesuai dengan kebutuhan atau kepribadian pengguna. Aplikasi Go-Jek
misalnya, pada “home-screen” bisa diubah sesuai kehendak pengguna. Ada juga
teknik reciprocity, cara ini sebagai skema timbal-balik yang diberikan produsen teknologi manakala
pengguna ikut mempromosikan produk mereka. Umumnya, teknik ini sering digunakan
dalam dunia video gim.
4.
Fear of Missing
Out (FoMO)
Teknik ini dalam bahasa sederhana disebut
“takut ketinggalan zaman” dalam penciptaan teknologi mereka. Pengguna membeli
atau menggunakan suatu teknologi karena tidak ingin dicap ketinggalan zaman.
Ada banyak sub-teknologi yang membuat para
penggunanya kecanduan, salah satunya yakni video gim. Kecanduan gim bisa
dimasukkan ke dalam kategori gangguan mental jika seperti ciri-ciri berikut:
“tidak bisa mengendalikan dorongan, penggunaan yang berlebihan, mengabaikan
aturan yang ada, mengorbankan biaya dan kepentingan lain bahkan keluarga dan
teman.”
Selain video gim, internet merupakan
sub-teknologi lainnya yang membuat penggunanya tak berdaya menahan godaan untuk
kecanduan. Pengguna internet sangat mungkin mengalami masalah bernama internet addiction disorder (IAD) atau
gangguan kecanduan internet. Ini merupakan gangguan yang membuat penderitanya
kehilangan kendali dalam menggunakan internet. Ini bisa mengakibatkan
gangguan emosi, kemampuan pengambilan keputusan, dan pengendalian diri.
Namun kecanduan pada teknologi bisa disederhanakan oleh dua
sebab: obsesi dan sifat paksaan. Obsesi merupakan perasaan tak ingin berhenti atas
suatu hal, dalam hal ini teknologi. Sementara sifat paksaan merupakan sebab
mengapa obsesi terjadi. Mengapa bisa terjadi? Karena para teknisi memang
merancang “mesin kecanduan” bagi penggunanya “yang seperti organisme, membuat
orang-orang menjadi terobsesi.”
Pertanyaannya apakah kita sebagai pengguna sadar dan mau
membatasi diri dari kecanduan teknologi yang bisa mengurangi kualitas hidup?